Walau sesekali duri jalan melukaimu
Gelap terang layang kau rengkuh
Mengiring dayung bahtera pelukmu
Ibu,
Kau pelita dian langkahku
Penghangat malam sayuku
Ibu,
Peluhmu deras membasah
Lelah penat menjamah usia
Terhuyung tegar goyah dan rebah
Membaur kasih dan cinta
Semua satu untuk ananda
Ibu,
Tak mampu aku mengungkap kata-kata
Untuk rasa yang tiada rasa
Betapa makna kupersembahkan
Masih terasa masam bila ditelan
Ibu,
Dengan apalagi aku harus berbuat
Bila semuanya telah kau berikan padaku
Apalah arti aku ini,
Rasa alam yang hangat
Sentuhan angin yang tulus
Tidak selembut dan sehangat belaimu
Ibu,
Tak ada lagi yang mampu mengerti
Tak ada lagi yang mampu perduli
Hanya engkau kekuatanku
Yang membisikan cahaya Ilahi
Batinmu adalah batinku
Hingga tiada kuasa aku mencari
Di pintu Ilahi semua dinanti
Hanya itu yang selalu kumengerti
Anas, Januari 1989
0 komentar:
Post a Comment